Friday, March 22, 2013

KETIKA KNALPOT BERBICARA

SEBUAH PROFIL KOMUNITAS MOTOR BERNAMA GERTAC


“Geraaaaah!!” teriak Abeng, salah satu mekanik salah satu bengkel motor di jalan Borobudur, Perumnas Tangerang. Memang siang itu terik matahari sangat menyengat kulit, ditambah pekerjaan Abeng yang mengharuskannya menguras lebih banyak tenaga. Dua motor asal Jepang mengantri untuk diperbaiki.
Sisa-sisa oli berceceran di teras bengkel, tempat motor-motor itu “dioperasi”, entah hanya servis biasa, ganti oli, sampai turun mesin. Di sudut ruangan khusus spareparts, sebuah knalpot memikat hati Ferry atau yang sering disapa dengan panggilan “Blue”.

“Knalpot siapa nih?” tanya Blue kepada Abeng dengan raut wajah penasaran. “Punya si Dika, yang biasa bawa Tiger ke sini,” jawab Abeng sambil membersihkan karburator dengan angin kompresor.

Blue terus memegang knalpot itu, merasakan getaran keinginan untuk memilikinya. Diraba-raba, dielus-elus, dilihat secara detail dan akhirnya ia memutuskan untuk bertemu dengan Dika, sang pemilik knalpot yang kebetulan tidak berada di bengkel saat itu.

Satu hari Blue menyempatkan diri mencari orang yang bernama Dika itu. Hasilnya nihil. Dika tidak dapat ditemukan. Dua hari, tiga hari, Blue juga tidak dapat bertemu Dika. Satu minggu terlewati akhirnya Blue melihat sosok Dika di bengkel yang sama. Terjadilah transaksi antara pemilik knalpot dan konsumennya. Tanpa diduga, sebuah knalpot mengawali lahirnya sebuah komunitas motor yang disebut sebagai GERTAC (Tiger Thunder Community) Tangerang.
”Ya, Gertac berdiri berawal dari sebuah knalpot. Dika yang punya dan gue yang bayarin tuh knalpot. Padahal knalpotnya juga gak bagus-bagus amat. Dika pake Tiger, gue pake Thunder. Satu lagi ada si Manis di bengkel si Abeng, waktu itu dia pake Thunder,”ujar Blue kepada saya. Manis adalah nama panggilan bagi Ferry Poerna Wijaya yang termasuk ke dalam founder Gertac. Disebut Manis karena konon katanya dia selalu memamerkan senyumnya ketika sedang berbicara.
Malam minggu itu saya bertemu dengan Ferry Blue, Ferry Manis, Dika, dan beberapa member Gertac lainnya di acara kopdar (kopi darat) yang rutin dilaksanakan oleh komunitas ini. Letak lokasi kopdar tidak jauh dari terminal Cibodas, Perumnas II Karawaci Tangerang, tepat di depan salah satu minimarket. Cuaca yang bersahabat semakin memperhangat suasana kopdar. Satu per satu member Gertac berdatangan dengan motor besarnya. Ada yang dari rumah, dari pulang kerja atau dari pulang kuliah. Semuanya berkumpul di satu tempat untuk hobi yang sama.
Pada awalnya, nama Gertac memiliki singkatan Sebelumnya Gerombolan Tiger Thunder Community Tangerang. Tapi setelah beberapa waktu, nama itu mendapat kritik dari Kapolres Tangerang dan beberapa komunitas motor untuk diganti, katanya terlalu vulgar, apalagi dengan kejadian Gangster Motor di Bandung. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya  singkatan Gerombolan Tiger Thunder Community Tangerang, diubah menjadi Tiger Thunder Community Tangerang.
“Deklarasi pendirian Gertac tepat pada tanggal 15 September 2007 dengan mengundang puluhan anak yatim. Kami berusaha untuk memberikan kontribusi pada masyarakat. Jumlah member Gertac tidak banyak, tapi kami mencoba untuk bersama-sama membangun hubungan yang harmonis di lingkungan kami bernaung,” ujar Dika.
Jumlah member Gertac memang tidak banyak. Saat ini secara administratif, Gertac memiliki 41 member dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang masih kuliah, ada pula yang sudah berkeluarga. Tidak seperti stereotipe yang melekat pada anak-anak motor, tidak ada yang berwajah seram di antara member Gertac. Mungkin hanya satu yaitu mas Dwi Birong, tapi ketika berkenalan logat jawanya menghancurkan semua sisi seramnya. Semua member Gertac berwajah bersahabat, mereka berpenampilan apa adanya, entah itu yang berasal dari kota atau desa.

 “Kami tidak menutup kemungkinan bagi siapa pun untuk bergabung dengan Gertac. Asal dia punya motor batangan, apapun merknya, bahkan di luar Tiger dan Thunder, kami menerima dengan senang hati. Bagi kami, motor hanyalah sarana untuk mempererat tali persaudaraan. Fokus utama tetap pada kegiatan menjalin hubungan yang harmonis sesama individu,” kata Freydie, koordinator umum dari Gertac.
Malam semakin larut. Waktu menunjukkan pukul 23.30. Perbincangan kami semakin lama semakin mendalam. Jalanan sudah semakin sepi, hanya warung makan Pecel Lele dan Nasi Goreng yang belum menutup lapak dagangnya. Sekitar 20 motor milik member Gertac berjejer rapi di depan minimarket.
Komunitas Gertac memiliki motto “Roar of Spirit Bikerholic” dengan pengertian bahwa setiap member Gertac membawa semangat pecinta motor di setiap dentuman kuda besinya ke mana pun dia pergi. Artinya, setiap member memiliki sense of belonging terhadap komunitas dan juga kepada pecinta motor lainnya.
Sebagai sebuah komunitas dan organisasi, Gertac menyadari posisi tersebut dalam kehidupan setiap membernya. Artinya, Gertac memiliki prinsip bahwa yang harus diutamakan adalah Keluarga, Pekerjaan/studi, dan setelah itu baru komunitas. Ada satu hal yang menjadi tradisi dalam komunitas ini, yaitu kunjungan ke rumah member. Dengan cara inilah Gertac ingin mengenalkan diri sekaligus berkenalan dengan keluarga dari member itu sendiri. Dari sini akan terbangun rasa kekeluargaan yang semakin erat. “Gue seneng pas anak-anak main ke rumah. Keluarga gue jadi gak khawatir karena sudah tahu ke mana anaknya pergi,” ujar Elga, salah satu member Gertac yang saat ini menjabat sebagai divisi Humas komunitas ini.
“Meskipun dengan member yang tidak banyak seperti komunitas-komunitas besar di luar, Gertac memiliki nilai-nilai tersendiri yang diperjuangkan sebagai sebuah organisasi. Nama Gertac menjadi besar bukan karena jumlah member, tapi karena kekuatan organisasinya. Maka dari itu setiap member Gertac akan masuk ke dalam lingkaran organisasi yang membuatnya semakin berkembang,” ungkap Dika sambil menyeruput kopi hitam yang sedikit lagi hanya tersisa ampasnya saja.
Non Multa sed Multum. Kira-kira istilah itulah yang mau menggambarkan Gertac. Bukan banyaknya, tapi kualitasnya. Gertac dibangun di atas pondasi organisasi yang kokoh, artinya Gertac tidak sekedar komunitas yang hanya kumpul-kumpul tidak jelas. Komunitas ini mau membangun persaudaraan di antara pecinta motor tanpa meninggalkan pembelajaran berorganisasi maupun pembelajaran-pembelajaran lainnya di luar motor. Saat ini Gertac bergabung dalam sebuah wadah bernama Macan Besi Indonesia (MBI). Dalam wadah itulah klub atau komunitas-komunitas motor berkumpul untuk berbagi pengalaman atau mengadakan acara bersama, seperti pada acara anniversary ke-5 Gertac yang dihadiri oleh ratusan hingga ribuan motor dari macam-macam komunitas motor di kawasan Pasar Modern Karawaci Tangerang.
“Lima tahun sudah Gertac berdiri. Masih banyak kekurangan di sana-sini. Namun kami percaya bahwa tim yang solid akan tercipta ketika kekurangan tersebut menjadi kelebihan kami. Artinya kami saling melengkapi satu sama lain di banyak hal, baik urusan motor maupun urusan luar motor,” kata Freydie kepada saya.
“Gue ngerasa Gertac itu bagian dari keluarga. Gue bisa cerita dan sharing tentang berbagai hal, termasuk skripsi gue. Banyak masukan gue dapet di tempat ini,” sahut Elga yang secara tiba-tiba muncul di belakang saya.
Hari mulai berganti, pasukan Gertac mulai bersiap-siap pulang ke rumah masing-masing. Seperti biasanya, kopdar diakhiri dengan doa bersama untuk menjalani aktivitas seminggu ke depan. Selesai berdoa, masing-masing member mulai menyalakan kuda besinya. Suasana hangat itu akan kembali dirasakan seminggu ke depan.
Tepat pukul 01.30, saya meninggalkan lokasi kopdar Gertac. Kantung mata mulai meminta untuk mengakhiri petualangan hari itu. Menyusuri jalanan yang sepi, saya menuju tempat peristirahatan. Bulan menyambut dengan hangat, sehangat pelukan seorang sahabat. Salam Gertac Holic.

3 comments:

Riset di internet tentang komunitas biker dan geng motor di jakarta/tangerang akan menambah detail cerita..

Salam satu aspal,,,, mampir bro n sis di cimone

bang saya dari EO mau bikin event otomotif di BaleKota mall tanggerang,saya mau mengundang beberapa komunitas motor khusus nya yg berada di kota tanggerang dan sekitar nya.kl ada yg mau berpartisipasi boleh contac saya by email aji.2production.com
terima kasih