Revolusi Menerjang Burung Bangkai

“Saya adalah seorang pemimpin. Saya merampas, memperkosa, membakar, dan membunuh dengan kekuasaan saya. Saya mencuri pajak mereka, merampas tanahnya, tetapi para idiot itu akan tetap mendukung saya”.

Indonesia di Bawah SBY

Saat ini bangsa Indonesia pun sedang dipimpin oleh seorang Jenderal yang tidak memiliki kewibawaan penuh sebagai presiden. Tidak ada kebijakan yang berani dari presiden yang membela kaum kecil dan lemah. Lalu?

INDONESIA

Sebuah negeri yang kaya segala-galanya, termasuk dengan sejarahnya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki integritas kuat di kancah dunia. Kenyataannya?

GIE

Mengurai Isi Hati Soe Hok Gie (Berdasarkan Puisi Sebuah Tanya)

Quo Vadis Indonesia?

Pemimpin, Solusi Memajukan Indonesia

Tuesday, January 10, 2012

Panggilan Hidup = Mencari arti Kebenaran Sejati

 Pada dasarnya manusia menjalani kehidupan sebagai sebuah yang di dalamnya terdapat makna mendalam tentang arti kehidupan itu sendiri. Secara kodrat manusia hidup untuk mencari kebenaran sebagai jawaban terhadap situasi zaman yang cenderung melawan kehidupan.
Horizon/arah hidup manusia mengarah pada kebenaran yang menjadi prinsip dasar keberadaan manusia. Kebenaran dapat kita lihat dari sudut pandang nilai (kualitas baik yang melekat pada suatu benda/aktifitas). Menurut Max Scheler nilai bersifat absolut, tidak dipersyaratkan oleh suatu tindakan, tidak memandang keberadaan alamiahnya baik secara historis, sosial, biologis ataupun individu murni. Hanya pengetahuan kita tentang nilai yang bersifat relatif, sedangkan nilai itu sendiri adalah absolut.
Dari sudut pandang nilai tersebut, kita dapat menilai bahwa kebenaran itu adalah absolut, selalu dicari dan sebagai acuan hidup karena kebenaran sendiri tidak dipersyaratkan oleh suatu tindakan dan tidak memandang keberadaan alamiahnya.
Untuk mencari kebenaran yang sejati kita dapat menempuh 3 jalan yakni ilmu pengetahuan, etik, dan teologis. Dari segi ilmu pengetahuan kita dapat membaginya dengan rasionalisme (cara pikir dan terpilah pilah/Apriori), Empirisme (pengalaman inderawi/Aposteriori), dan positivisme (berdasarkan fakta-fakta objektif).
Melalui jalan etik kita dapat mencari kebenaran dengan meninjau kebenaran moral yang diperoleh melalui aktualisasi kesadaran etik dalam diri manusia. Kesadaran etik mendorong aktualisasi diri dan menemukan/arahkan hidup pada kebenaran moral. Pijakan moral bagi orang beriman adalah ajaran agama-agama sedangkan bagi orang "tidak beriman" pijakan moralnya adalah humanisme dan ilmu pengetahuan.
Kebenaran sejati juga dapat ditemukan melalui jalan Teologis yang berpijak pada religiositas. Berbagai jalan teologis unik dan sarat dengan kekayaan spiritual yang memiliki sejarah dan ciri khasnya masing masing. Hal ini merupakan sebuah tarikan benang merah dari ajaran agama-agama dan kepercayaan.
Pada dasarnya kebenaran adalah sebuah substansi dasar dari segala ciptaan Tuhan yang merupakan kebenaran sejati itu sendiri. Sebagai manusia kita percaya bahwa Yang Transenden sekaligus Imanen tersebut yang merupakan sebuah Kebenaran yang tak terselami. Ad Maiorem Dei Gloriam